Tuesday, September 17, 2024

Menjaga Hikmat

 

Ilustrasi: Kompas/Jitet


Penguasaan ilmu pengetahuan, pendidikan tinggi, gelar akademik tak menjamin terbangunnya literasi dan integritas. Dibutuhkan sebuah laku setiap saat yakni discretio (Latin) atau discernment (English) atau dalam bahasa Indonesia saya lebih memilih istilah "menjaga hikmat".

Agar laku yg fundamental itu dapat dijalankan setiap saat seperti halnya bernafas, individu harus menciptakan silentium (Latin) atau silence (English) atau keheningan di dalam batinnya. Dengan demikian, sikap kritis yg secara inheren telah terkandung di dalam laku itu, akan senantiasa bekerja efektif, produktif dan terus terasah oleh sensitivitas thd pentingnya nilai yang menjadi acuan dlm setiap keputusan dan pilihan tindakan.

Keheningan batin yg diciptakan, akan membantu setiap orang mendengarkan keriuhan kepentingan yg menyamar dan bersembunyi dalam motivasi kebaikan. Kalau meminjam istilah dari Franz Fanon, keheningan akan membantu mengidentifikasi "white mask yang menempel pada black skin", sehingga hikmat akan terus terjaga.

 

No comments: