![]() |
Ilustrasi: Kompas/Jitet |
Penguasaan ilmu pengetahuan,
pendidikan tinggi, gelar akademik tak menjamin terbangunnya literasi dan
integritas. Dibutuhkan sebuah laku setiap saat yakni discretio (Latin) atau
discernment (English) atau dalam bahasa Indonesia saya lebih memilih istilah
"menjaga hikmat".
Agar laku yg fundamental itu
dapat dijalankan setiap saat seperti halnya bernafas, individu harus
menciptakan silentium (Latin) atau silence (English) atau keheningan di dalam
batinnya. Dengan demikian, sikap kritis yg secara inheren telah terkandung di
dalam laku itu, akan senantiasa bekerja efektif, produktif dan terus terasah
oleh sensitivitas thd pentingnya nilai yang menjadi acuan dlm setiap keputusan
dan pilihan tindakan.
Keheningan batin yg diciptakan,
akan membantu setiap orang mendengarkan keriuhan kepentingan yg menyamar dan
bersembunyi dalam motivasi kebaikan. Kalau meminjam istilah dari Franz Fanon,
keheningan akan membantu mengidentifikasi "white mask yang menempel pada black
skin", sehingga hikmat akan terus terjaga.
No comments:
Post a Comment