Saturday, September 14, 2024

Refleksi Maulid Nabi

 


Dua pengalaman fundamental yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW adalah pengalaman sebagai anak yatim piatu, yakni kehilangan kedua orangtuanya pada masa kanak-kanak, dan pengalaman mendapatkan topangan kasih sayang dari keluarga terdekatnya.

Dua pengalaman fundamental ini memengaruhi pembentukan jiwanya dan terwujud sampai akhir hidupnya, yakni menghadirkan kasih sayang dalam berbagai rupa keadilan, dan memperhatikan anak yatim.

Kasih sayang ibundanya di dalam kerentanan hidup tanpa ayah dan kasih sayang keluarga dekatnya ketika ia akhirnya juga kehilangan ibundanya, merupakan implisit habitus yang membentuk seluruh kognisi dasarnya tentang kehidupan, menjadi pribadi yang menghadirkan kasih sayang.

Barangkali pula, kasih sayang ibundanya, sebagai implisit habitus atau teladan yang sangat nyata dan tertanam mendalam di dalam memori dan pengalaman batinnya, merupakan fondasi penting dari pembentukan cara berpikir, sikap dan tindakannya yang penuh hormat dan perlindungan kepada perempuan.

Dalam konteksnya saat itu, cara berpikir, sikap dan tindakan penuh hormat thd martabat perempuan, termasuk mengijinkan perempuan untuk terlibat dalam tradisi kultural suku-suku yang disebut ghazw (serangan untuk merebut harta tanpa membunuh - khas tradisi suku-suku badui di wilayah yang sangat terbatas ketersediaan sumber penghidupan), merupakan cara berpikir, sikap dan tindakan yang sangat progresif dan boleh dikatakan subversif (mengancam kemapanan atau status quo).

Menelusuri proses pembentukan subyek Rasulullah Muhammad SAW yang menghadirkan kasih sayang, keadilan dan perhatian thd yatim piatu ini, merupakan langkah penting utk menyelami dinamika batin seorang pribadi yang sangat berpengaruh pada masa kemudian dan mewariskan begitu banyak nilai dan keteladanan.

Peringatan maulid Nabi yang akan jatuh pada tgl 16 Sept 2024 nanti, merupakan kesempatan dan undangan yang sangat berharga bagi setiap orang, apapun latar belakang agamanya, untuk berani menyelami proses pembentukan subyek itu dengan menelusur konteks-konteks yg melingkupinya. Dibutuhkan keterbukaan, keramahtamahan (hospitalitas) di dalam batin, sikap lepas bebas (detachment) termasuk bebas dari prasangka, empati, simpati, dan compassion, agar penelusuran itu sungguh-sungguh memasuki kejernihan, kebeningan dan keheningan yang produktif, yang pada gilirannya mengalirkan sikap hormat dan syukur atas nilai dan keteladanan yg telah dihadirkan oleh pribadi yang unik dan istimewa bagi banyak orang ini. Dan bersiap-siaplah, kasih sayang dan keadilan yang ia hadirkan dalam banyak cara sepanjang hidupnya itu, akan menggetarkan batin kita, merambat perlahan namun kuat di antara keheningan, silentium, solitudo.

Selamat memasuki peringatan Maulid Nabi.

 

No comments: