Tuesday, December 26, 2006

Manusia Yesus

Oleh Indro Suprobo Di pengasingan yang sunyi dia terlahir. Tersingkir dari kebisingan pertikaian kuasa. Dalam sunyi pula dia dibesarkan Dan saat memasuki kebisingan kerumunan dunia Dia telah mampu membacanya dari kebeningan sunyinya Untuk melawan segala kelicikan manusia dan menjadi kawan bagi mereka yang tersingkir oleh kuasa Kelahiran Yesus adalah tanda reinkarnasi komitmen dalam sejarah kemanusiaan. Masa kanak-kanak telah mendidiknya untuk menjadi akrab dengan pengalaman ketersingkiran, pengasingan, penolakan, ketidakpedulian, kesewenangan, kemiskinan dan penghinaan. Beruntunglah bahwa kedua orangtuanya, Maria dan Yusup, adalah orang-orang yang memiliki komitmen besar terhadap kehidupan. Mereka menyuguhkan cinta, kasih sayang, perhatian, ketulusan, kejujuran, martabat, pengertian, dan rasa hormat dalam keseharian yang detailnya tak sempat terdokumentasi oleh kitab manapun, namun terbaca jelas dalam keseharian Yesus pada masa hidupnya kemudian. Dengan demikian, pengalaman negative kehidupan tak mampu merusak kepribadiannya karena kedua orangtuanya telah sanggup menemani dalam mengolah, mencerna dan memaknai semua itu menjadi kekuatan besar bagi pertumbuhan jiwanya. Keakraban dengan pengalaman negative kemanusiaan, yang dilengkapi oleh pendidikan tentang keutamaan-keutamaan hidup dalam keluarganya, telah menjadi ladang subur bagi tumbuh dan berkembangnya komitmen kemanusiaan dalam diri Yesus. Pergaulannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari telah mengajarinya untuk mengerti apa dan bagaimana ketidakadilan itu terjadi. Sementara aneka ragam kebiasaan bersama kedua orangtuanya dalam keluarga, telah mendidiknya untuk memahami apa dan bagaimana harkat-martabat manusia sepantasnya dijunjung tinggi. Visi yang melawan Yesus adalah seutuhnya manusia seperti orang-orang pada jamannya. Sesuai dengan konteks hidupnya, ia hadir dalam seluruh kewajaran kemanusiaan. Ia makan roti, minum air atau anggur, mengenakan pakaian, gelisah oleh berbagai macam pertanyaan, merasa marah melihat ketidakadilan di depan mata, geram terhadap kelicikan-kelicikan, bersedih oleh pengalaman penderitaan, bersyukur atas segala pengalaman bahagia, dan tertawa karena penghiburan-penghiburan sederhana. Yesus adalah manusia yang beriman juga. Dalam keimanan itulah, barangkali ia berbeda dengan orang-orang pada jamannya. Kedalaman hidup rohani dan spiritual inilah yang membuatnya unik dan dihormati, dan pada masa berikutnya terhitung sebagai salah satu di antara para nabi dalam sejarah kehidupan manusia. Keutuhan kemanusiaan dan kedalaman spiritual telah menuntun perjalanan hidup Yesus kepada kesanggupan menghadirkan visi baru bagi kehidupan. Ketika menyatakan kepada orang-orang sejamannya bahwa Allah adalah Bapa (Abba), pada saat itu pula Ia menawarkan sebuah komitmen kemanusiaan yang sangat radikal. Dalam konteks struktur social dan kebudayaan masa itu, pernyataan Allah adalah Bapa (Abba) merupakan pernyataan perlawanan terhadap kenyataan ketidakadilan yang meluas dan menggelisahkan jiwanya. Ketika Allah dinyatakan sebagai Bapa (Abba), maka setiap manusia adalah anak-anak Allah yang memiliki harkat dan martabat yang sama. Dalam kerangka itu, segala bentuk ketidakadilan, penyingkiran, peminggiran dan pemiskinan kemanusiaan tak lagi memiliki landasan pijaknya. Pernyataan Yesus ini tentu saja tidak pada tempatnya untuk dipahami dalam pengertian denotative biologis, melainkan dimaknai dalam pengertian konotatif spiritual. Konsistensi yang menawan Pilihan Yesus untuk menjadi kawan bagi mereka yang tersingkir dan terpinggirkan dalam kehidupan social-kultural, merupakan wujud dari konsistensi dirinya untuk berkomitmen kepada keadilan dan martabat kemanusiaan. Ia berusaha menolong mereka yang sakit namun tak punya akses terhadap layanan kesehatan. Ia menghormati kaum perempuan dan anak-anak yang hak-haknya terabaikan oleh struktur social dan budaya pada masanya. Ia bergaul dan berkomunitas dengan orang-orang yang mendapatkan stigma dalam kehidupan social dan dengan demikian merehabilitasi hidupnya. Tak segan-segan ia melontarkan kritik tajam kepada mereka yang memanipulasi kedudukan dan kuasa. Semuanya itu dilakukan bukan dalam kemegahan tempik sorai para pengagum, melainkan dijalankan dalam kewajaran keutuhan kemanusiaannya yang mengalir dari kebeningan, keikhlasan dan ketundukan sebagai manusia beriman. Sebagai manusia seutuhnya, tentu saja Yesus tidak luput dari pergulatan batin dalam seluruh proses untuk setia kepada visi dan komitmen dirinya atas kemanusiaan. Ancaman dan terror sebagai akibat dari kata-kata, cara berpikir dan tindakannya, tentu dihadapinya pula, dan ada kalanya semua itu menimbulkan kegentaran hebat dan kekhawatiran. Sebagai manusia, sudah selayaknya apabila ia mempertimbangkan resiko-resiko dari pilihan hidupnya dan senantiasa belajar setia untuk menanggungnya. Sampai akhir hidupnya, Ia telah menunjukkan kepada orang-orang sejaman dan komunitas pendukungnya, sebuah konsistensi pilihan yang menawan. Inspirasi Profetis Manusia Yesus yang peristiwa kelahirannya diperingati pada hari natal, merupakan sumber inspirasi bagi seluruh umat kristiani untuk mereinkarnasi komitmen radikal bagi terbangunnya martabat kemanusiaan. Komitmen manusia Yesus tentulah menjadi komitmen manusia Kristen seluruh dunia. Tantangannya dalam kehidupan dunia sekarang ini sangatlah nyata. Lonceng natal yang berdentang di seluruh penjuru dunia, merupakan panggilan dan peringatan untuk terus berjerih payah mengambil pilihan menjadi kawan bagi saudara yang terpinggirkan, menghormati hak-hak perempuan yang masih cenderung terabaikan, bergaul dan berkomunitas dengan saudara-saudara yang masih menanggung stigma dalam kehidupan social, menyelenggarakan pendidikan murah bagi semakin banyak anak yang tak sanggup membayar, mendahulukan pelayanan kesehatan istimewa kepada lebih banyak orang yang memiliki keterbatasan kesanggupan membiayai diri mereka, dan membongkar segala macam prasangka antar kelompok yang cenderung melahirkan ketidakadilan, Sebagaimana manusia Yesus dilahirkan dalam kesunyian pengasingan, maka kegembiraan perayaan natal sudah semestinya tidak mengabaikan kesedihan, kesulitan hidup dan derita yang sangat nyata di sekitarnya. Dengan demikian, peringatan kelahiran manusia Yesus menjadi jalan menuju kebeningan hati yang semakin menumbuhkan keutuhan kemanusiaan umat kristiani dan menjagai konsistensi dalam mewujudkan visi keadilan bagi kehidupan. Selamat Natal, terutama buat saudara-saudari yang sedang prihatin

1 comment:

Anonymous said...

TIPS MENCARI TUHAN YANG BENAR-2 TUHAN
&
MEMILIH AGAMA YANG DIRIDHOINYA (DIBENARKAN OLEHNYA)

1. Kita harus menyadari, mengapa kita perlu mencari Tuhan ?,
• Hal ini supaya kita bisa memahami dan menyadari untuk apa kita ada (hidup) di Dunia ini, yang ujung-2-nya kita akan sakit, tua, atau akhirnya mati juga, harta milik kita ditinggalkan begitu saja dan untuk yang masih hidup, kok enak yah !, begitu juga ilmu kita (S1, S2, bahkan sampai S3) ikut sirna, tidak bisa copy file di harddisk ataupun kepada seseorang, kecuali kalau kita buku kan !. pokoknya sia-sia kita HIDUP ini, kecuali ……… ?.
2. Bagaimana cara yang benar untuk mencari TUHAN ?, apa memang kita harus Mencarinya ? bukannya TUHAN sendiri yang active mendatangi kita ?
• Kita bisa mencarinya melalui buku-2, diskusi, logical, bukti-3 sejarah) dan jangan membatasi diri untuk tidak mempelajari seluruha Agama atau aliran kepercayaan atau keyakinan yang ada dan berkembang saat ini.
• Serta berdo`alah agar kita diberikan kemudahan dan petunjukdari NYA.
3. Ada “filosofi” atau “HUKUM ALAM” yang kita harus terima, dan itu bisa digunakan untuk mencarinya, antara lain;
• Sesuatu mesti ada yang menciptakannya ? (yakini dulu !), seperti mobil, rumah, baju, dll, tidak mungkin ada barang tiba-2 ada dengan sendirinya, seperti Bumi, dan Planet-2 lainnya.
• Pencipta mestinya harus ada dulu dari pada yang diciptakan ? (Tuhan lebih dulu ada sebelum adanya Manusia, bumi, jagad raya), tidak setelah ada manusia (+ nabi-2) tiba-2 turun ke bumi dan menampakan atau menjelma menjadi Manusia ?
• Pencipta mestinya tidak sama dengan yang diciptakannya (Manusia membuat mobil, tentunya mobil tidak sama dengan Manusia, baik bentuk dan kelakuannya), terima dulu logical ini !.
• Jadi Tuhan tidak akan menyerupai yang diciptakannya (sama dengan manusia) ?
• Manusia dan semua ciptaannya akan tunduk atau mengikuti HUKUM ALAM, yaitu menempati (ber dimensi) ruang, akan rusak karena waktu (umur) atau mati, dapat dilihat, diraba, atau dirasakan, dan difoto kemudian di up load di WWW), wah kalo Tuhan punya WEB berapa yah hits/day nya ?.
• Jadi Tuhan tidak akan mungkin berwujud sama dengan ciptaannya (Manusia). Atau mempunyai sifat-2 yang akan tunduk terhadap HUKUM ALAM tadi.
• Tuhan tidak bisa dikategorikan jenis kelaminnya (Gender laki-2 atau perempuan ?), Tuhan Bapak, atau Bapa di Surga ?, Walaupun sebatas sebutan saja, atau untuk memudahkan membayangkan, bahwa Tuhan seperti Bapak baiknya (kelakuan baik dan perannya).
• Wujud atau Tubuh Tuhan juga tidak menyerupai Manusia yang mempunyai tangan atau kaki, jadi tidak akan “CAMPUR TANGAN” sebagaima Manusia ? dalam asumsi atau harapan kita dalam kehidupan kita.
• Tuhan itu maha itu kuasa sekali (absolute atau muntlak tidak ada yang membatasinya), sehingga tidak perlu atau membutuhkan bantuan seperti ada diantara kita yang mengaku jadi “PELAYAN TUHAN”..
• Sifat-2 Tuhan itu tdk akan sama dengan suatu bentu atau manusia, maka Tuhan itu tidak berdimensi waktu atau ruang, maka Tuhan tidak tinggal di syurga ? (Bapa yang tinggal di kerajaan syurga), jadi dimana tempat Tuhan tinggal ?, (mungkin miri Roh kita ada di bagian tubuh mana, Jantung ? Paru-2 ? atau Organ tubah yang lainnya ?.
• Secara logika kalau Tuhan (Bapa) tinggal di kerajaan syurga, terus siapa yang akan menunggu (tinggal) di Neraka mengawasi orang-2 yang disiksa ? dan di Bumi ?, bias kabur semua Orang-2 yang ada di Neraka karena tidak ditunggu Tuhannya ?. (masa iyah / Ha ha).
• Tuhan itu tidak akan seperti perasaan dan pikiran kita, sehingga Roh Kudus (Tuhan) tidak akan memimpin kemana arah pikiran, hati, perasaan atau tindakan kita, yang ada adalah bagaimana pikiran, hati, dan tindakan kita semata-mata hanya untuk Tuhan (sesuai petunjuknya), jadi Tuhan berada diluar tubuh dan pikiran kita ? (dekat atau jauh tergantung bagaimana kita mendekatkan diri dan pikiran kepadanya.
• Secara nalar (logical in healty thinking) setiap orang (barang siapa ?) yang berbuat seharusnya Dia yang bertanggungjawab, mau Dosa atau Pahala, dan tidak mungkin dialihkan kepada Tuhan yg se-akan-2 si PENEBUS DOSA atau Juru Selamat, atau dihapus dengan dengan jalan melakukan pengakuan Dosa melalui Pastor, atau diwariskan kepada anak cucu, jadi Pernyataan “PENEBUS DOSA” apa itu bukan sbg proganda (iklan terselubung) agar menarik Orang mengikuti ajaran. Agama tertentu, bisa dilaporkan ke KPPU ? kalau di Indonesia.
• Jangan mengandalkan kemampuan logical (otak), panca indra (mata dll), maupun perasaan kita dalam mencari Tuhan, karena Organ kita mempunyai keterbatasan, sepertinya halnya MATA, mata memandang langit itu berwarna biru padahal langit itu tidak berwarna dan merupakan ruangan yang bolong tidak berbatas dengan benda atau layer.
• Seperti hal perasaan bahwa kita, bahwa kita ini tinggal pada permukaan bumi yang datar dan tidak mungkin kita berada di atas kulit bumi yang bundar, padahal kalau kita terbang antar benua baru melihat bahwa kulit bumi itu melengkung, sepertinya sepandai-pandai manusia, manusia tidak pernah mampu melihat bentuk (wujud) ROHnya sendiri seperti apa dan dimana keberadaannya di tubuh kita ?, jadi jangan mengandalkan logika dalam mencari Tuhan, seperti Halnya mengapa kita dijadikan /dilahirkan sbg Orang Jawa, Cina, Bule, dll atau mengapa dilahirkan sbg Laki-2 atau Wanita ? (logika tidak mungkin bias menemukan jawabannya).
• Jadi jangan sampai kita memaksakan TUHAN, bahwa Tuhan itu harus nampak wujudnya seperti halnya Manusia atau menyamakan bahwa Tuhan itu juga seperti Manusia, walupun sebagai Anak Tuhan atau Tuhan anak, ada ibunya, Tuhan itu seolah-olah seperti BAPA di kerajaan syurga, walaupun itu mungkin sekedar imajinasi saja untuk memudahkan kita membayangkan atau mempercayainya.
4. Terus bagaimana Tuhan yang sesungguhnya itu ?
5. Tentunya Tuhan itu tidak akan menampakan dirinya dan memperlihat pisiknya kepada Manusia (bikin penasaran saja Tuhan ini), logical kita Dunia bisa heboh ? kalo Tuhan sampai menampakan DIRInya, apalagi ber kata-2 (firman) langsung ?.
6. Seperti Hanyal Roh, setiap Orang pasti (100 prosen) percaya bahwa setiap Orang yang hidup pasti ada Roh di dalam tubuhnya, dan kita tidak pernah tahu bagaimana wujud dan letaknya, walaupun seorang dokter ahlipun pasti tidak akan tahu dimana Ruh (atau ROH) itu berada dalam tubuh kita.
7. Tuhan telah memberikan Tanda-2 keberadaannya kalo kita mau peduli terhadap Tanda-2 kebesarannya (ke Maha’an nya) dan asal kita mau mencari melalui cara yang dibenarkan atau diridhoinya., seperti Halnya pada Bumi dan isinya, Planet, dan mengatur semua di orbitnya, ada yang menciptakan dan mengaturnya tidak ? (renungkan dalam dengan hati yang bersih, kesampingkan dulu keyakian Agama kita anut).
8. Bagaimana cara mencari Tuhan yang benar ? (sesuai dengan diberikan petunjuk olehnya ?).
9. Setelah mempelajari secara mendalam dan penuh kehati-hatian, melalui Kitab-2 suci tiap-tiap Agama, Bagaimana Ajarannya, Diskusi dengan para pakarnya, akhir saya menemukan bahwa di Al Qur`an, terdapat cara-2 mencari Tuhan yang benar (petunjuknya).
10. Dalam memahami Makna tiap-tiap kalimat (ayat-ayat), disitu jelas-2 sekali bahwa Tuhan ALLAH itu adalah Tuhan Kita semuanya (Bule, Cina, Negro, Arab, Melanesia, Monggol) dan Al Qur`an diturunkan untuk semua Manusia di Dunia (bukan hanya untuk orang Moeslem atau Islam saja atau orang Arab saja), di Al Qur`an cukup jelas seperti apa Tuhan itu ?.
11. Begitu juga dalam membandingkan dengan kitab-2 Agama lainnya, betul-2 isinya ber beda sekali dan begitu juga proses turunnya ayat juga juga jauh berbeda, mohon jangan antipati (or negative thinking before) dulu, sebelum membaca dan mendalami maknanya (anggap sbg ilmu pengetahuan aja dulu), betul-2 isinya bukan merupakan pendapat seorang atau kata seseorang (Murid anak Tuhan).
12. Inilah pengalaman spiritual saya, mudah-2-an Saudara-2-ku bisa memperoleh manfaat dan hikmahnya dari learning point ini, amien yah ROBBAL ALLAHMIEN.

Semoga Allah merachmati kita semua, amien.
Wassalam

Ridhawati
Flexi; 022 7204941
E-mail; ridha@telkom.co.id