Friday, July 26, 2019

Sederhana

Oleh Indro Suprobo


There is a sufficiency in the world for man's need but not for man's greed – Mahatma Gandhi 
(Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, 
namun tak cukup untuk memenuhi keserakahan segelintir orang) 




Pengertian

Pernyataan Mahatma Gandhi bahwa dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, namun tidak mencukupi untuk memenuhi keserakahan segelintir orang, menunjuk kepada pentingnya hidup sederhana di bumi ini. Dalam pernyataan itu ditunjukkan adanya perbedaan antara “kebutuhan” dan “keserakahan”. Kebutuhan berkaitan dengan segala sesuatu yang memang penting dan mendasar bagi kehidupan manusia, sementara keserakahan lebih berkaitan dengan segala hal yang sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak mendasar. Bahkan dalam keserakahan itu terkandung pengertian tentang keinginan yang tak terkendali terhadap segala sesuatu yang sebenarnya hanya dibutuhkan secukupnya saja dan kelebihannya sudah tidak termasuk sebagai kebutuhan lagi.

Hidup sederhana adalah sebuah cara hidup yang dilandasi oleh pemahaman tentang mana yang penting dan benar-benar dibutuhkan untuk mendukung kehidupan, dan mana yang tidak terlalu penting untuk mendukung kehidupan sehingga yang tidak terlalu penting itu dapat dihindari, ditunda, dibatasi, atau bahkan sama sekali tidak perlu diperhitungkan sehingga tidak perlu dicari dan diupayakan ketersediannya. Hidup sederhana itu tidak sama dengan tidak memiliki apapun. Hidup sederhana juga tidak sama dengan hidup dalam kemiskinan. Orang yang menjalani hidup sederhana tentu saja tetap memiliki sesuatu namun yang ia miliki hanyalah segala hal yang memang benar-benar dibutuhkan dan penting bagi kehidupan. Orang yang hidup sederhana dapat juga tergolong sebagai orang yang kaya dari sisi harta benda, memiliki tabungan yang cukup yang menjamin kelangsungan hidupnya, namun ia sangat cermat dan selektif dalam memanfaatkan apa yang dimilikinya itu. Orang yang menjalani hidup sederhana adalah orang yang selalu cermat memilih kebutuhan dan selalu bersikap kritis terhadap “keinginan” yang ada dalam dirinya sehingga tidak selalu harus memenuhi keinginan itu, bahkan bisa juga ia meninggalkan keinginan itu.

Hidup sederhana juga dipahami sebagai sebuah cara hidup yang memilih untuk melepaskan diri dari segala jenis kelekatan tak teratur dalam hidup ini, lalu menemukan segala hal yang benar-benar penting serta bernilai di dalam hidup ini. Dengan demikian, hidup sederhana adalah sebuah pilihan, bukan keterpaksaan atau nasib. Hidup sederhana adalah sebuah jalan hidup yang dipahami alasannya, diyakini tujuannya, dan dinikmati manfaat-manfaatnya.

Oleh karena itu, orang yang hidup sederhana adalah orang yang tetap berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang penting dan tidak berlebihan. Orang yang hidup sederhana bukanlah orang yang bermalas-malasan tanpa usaha dan menerima situasi apa adanya. Itu bukanlah gaya hidup sederhana, melainkan hidup yang tidak bertanggung jawab. Orang yang hidup sederhana adalah orang yang tetap berusaha sungguh-sungguh dalam segala upayanya untuk mencapai sesuatu. Ia serius bekerja dan tekun serta tetap fokus kepada apa yang hendak dicapai. Namun dalam menjalankan semua itu ia tidak berlebihan. Dalam bekerja, ia justru sangat menghargai saat untuk beristirahat agar kesehatan tetap terjaga, agar tidak mengalami tekanan psikologis atau stress berlebihan, dan tetap merasakan kegembiraan dalam seluruh aktivitasnya.

Pantas diketahui bahwa lawan dari hidup sederhana bukanlah kekayaan, melainkan ketamakan atau kerakusan. Orang yang hidup sederhana bisa jadi dia adalah orang kaya juga. Ada banyak contoh tentang hal ini. Banyak orang sukses dan kaya di berbagai belahan dunia namun dalam kehidupan sehari-hari mereka menjalani hidup yang sederhana. Sebaliknya, banyak juga orang yang tidak kaya namun dalam kehidupan sehari-hari justru rakus dan tamak.

Supaya memiliki gambaran yang lebih konkret, berikut ini adalah beberapa ciri orang-orang yang menjalani hidup sederhana.

Ciri-ciri Hidup Sederhana

1. Memiliki Sikap Kritis terhadap Keinginan

Orang yang memilih hidup sederhana, pada umumnya adalah orang yang memiliki sikap kritis terhadap keinginan-keinginan pribadinya. Orang yang memiliki sikap kritis terhadap keinginan adalah orang yang selalu menunda persetujuan dirinya untuk segera memenuhi keinginannya itu. Secara serius ia akan melakukan penilaian dan pertimbangan apakah keinginan yang ada dalam dirinya itu merupakan sesuatu yang sangat penting dan bernilai sehingga dapat disebut sebagai kebutuhan ataukah tidak. Apabila ia menilai bahwa keinginannya itu tidak terlalu penting dan bukan merupakan hal yang bernilai, maka ia tidak akan memenuhi keinginannya itu.

Keinginan setiap orang itu bermacam-macam. Misalnya, orang menginginkan untuk memiliki kendaraan yang bagus keluaran terbaru, menginginkan memiliki smartphone tercanggih dan terbaru yang tentu saja berharga mahal, atau menginginkan untuk membeli barang-barang bermerek terkenal. Orang yang memiliki sikap kritis terhadap keinginan, akan menunda untuk memenuhi keinginan itu, dan terlebih dahulu bertanya kepada dirinya sendiri, apakah hal-hal yang diinginkannya itu sungguh-sungguh penting? Apakah jika tidak memiliki hal-hal itu, hidupnya akan mengalami kesulitan dan menderita? Apakah jika keinginan-keinginan itu tidak dipenuhi, ia akan kehilangan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang penting dan berguna di dalam hidup? Apakah jika keinginan itu tidak dipenuhi, hidupnya akan menjadi tidak bermanfaat bagi orang lain? Jika ternyata kehidupan tetap berjalan baik dan memberi banyak manfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain meskipun tak memiliki semua itu, maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk mengharuskan dirinya memenuhi keinginan itu dan tidak perlu memaksakan diri.

2. Mampu Membedakan antara Yang Penting dan Yang Tidak Penting

Terkait dengan sikap kritis sebagimana dijelaskan sebelumnya, orang yang menjalani hidup sederhana adalah orang yang mampu membedakan mana yang penting dan mana yang tidak penting. Hal yang penting dalam hidup adalah segala sesuatu yang sangat dibutuhkan dan bersifat fundamental untuk mendukung hidup seseorang sehingga ketika hal itu tidak ada, kehidupannya akan terganggu atau tidak akan berkembang secara memadai. Sementara hal yang tidak penting adalah segala sesuatu yang tidak terlalu dibutuhkan untuk mendukung hidup seseorang sehingga ketika hal itu tidak ada, kehidupannya tetap dapat berjalan dengan baik dan tetap berkembang secara memadai.

Sebagai contoh, seseorang yang setiap harinya berprofesi sebagai penulis, ketika dihadapkan kepada pilihan untuk membeli televisi keluaran terbaru ataukah membeli laptop yang memadai, pada umumnya ia akan memilih laptop yang memadai sebagai hal yang lebih penting daripada televisi keluaran terbaru. Mengapa demikian? Karena dengan memiliki laptop yang memadai, ia dapat melakukan aktivitasnya sebagai penulis secara lebih produktif dan dapat mengembangkan kemampuan menulisnya terus-menerus meskipun ia tidak memiliki televisi keluaran terbaru. Produktivitasnya dalam menulis juga akan sangat menunjang kehidupannya karena dari tulisan-tulisan yang ia produksi itulah ia dapat menghidupi dirinya dan keluarganya, serta memberikan banyak manfaat bagi masyarakat lebih luas karena gagasan-gagasannya yang inspiratif dapat dibaca oleh lebih banyak orang.

3. Memiliki Kesungguhan dan Perencanaan

Orang-orang yang hidup sederhana adalah orang-orang yang memiliki kesungguhan dan perencanaan di dalam hidupnya. Ia akan menentukan tujuan di dalam kehidupan sehari-hari dan berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengerjakan sesuatu yang penting yang sudah dipilihnya agar tujuan hidupnya itu tercapai dengan baik. Oleh karena itu, orang-orang yang demikian ini pada umumnya juga sangat menghargai waktu dan tenaga sehingga tidak akan menyia-nyiakan waktu hanya untuk kegiatan-kegiatan yang semata-mata menyenangkan namun tidak penting dan bernilai.

Namun demikian, orang yang bersungguh-sungguh dan memiliki perencanaan itu bukanlah orang yang tidak memiliki waktu luang untuk bersantai, membaca, bermain bersama anak dan keluarga. Justru sebaliknya, orang yang hidup sederhana yang memiliki kesungguhan dan perencanaan adalah orang yang sangat berperhatian terhadap waktu-waktu yang berharga dan bernilai. Bersantai, duduk tenang membaca buku dan belajar, bermain bersama anak dan keluarga adalah saat-saat yang sangat berharga dan bernilai bagi mereka. Maka saat-saat seperti itu justru akan menjadi prioritas. Mengapa demikian? Karena saat-saat seperti itu dianggapnya sangat penting bagi hidupnya dan akan sangat mempengaruhi produktivitas dan perkembangan hidupnya dalam bidang-bidang yang lain sesuai dengan profesi dan pilihan yang diambilnya.

Justru karena memiliki kesungguhan dan perencanaan di dalam hidup sehari-hari, orang-orang yang hidup sederhana akan memilih mana yang penting untuk dilakukan dan mana yang tidak. Jika hal yang penting untuk dilakukan sudah dipilihnya, ia akan melakukannya secara sungguh-sungguh demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

4. Tidak Berlebihan

Orang yang menjalani hidup sederhana adalah orang yang menjalani hidup secara wajar dan tidak berlebihan. Ia memilih yang penting dan benar-benar dibutuhkan dalam hidup. Meskipun barangkali memiliki harta yang cukup, ia tidak membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang tidak menjadi kebutuhannya dan tidak penting. Ia juga tidak membiarkan dirinya untuk diperbudak oleh keinginan-keinginannya. Sebaliknya, ia bisa menjadi tuan atas dirinya, secara bebas memilih yang penting dan bermanfaat, serta dengan gembira hati menjalani hal-hal secara biasa dan wajar. Dengan gembira, ia akan memilih makanan yang sehat dan biasa, memilih jenis transportasi atau kendaraan yang biasa sebagaimana kebanyakan orang lain, ia akan memilih tempat menginap yang hemat dan wajar, dan semua hal lain yang biasa. Meskipun memiliki kesanggupan untuk memilih yang luar biasa dan mewah, orang-orang yang hidup sederhana justru todak melakukannya. Ia tetap memilih segala hal yang wajar, biasa dan ugahari.

5. Pada umumnya merupakan orang yang cerdas

Orang yang menjalani hidup sederhana pada umumnya adalah orang yang cerdas, karena orang yang hidup sederhana biasanya mengandalkan sikap kritis terhadap lingkungannya, mengedepankan pikiran dan pertimbangan yang rasional (masuk akal), serta memiliki kemampuan untuk mengambil jarak terhadap banyak hal. Orang yang menjalani hidup sederhana pada umumnya juga memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih luas yang mendukung kemampuan dirinya untuk menimbang-nimbang segala sesuatu dari hal-hal yang paling sederhana sampai dengan hal yang kompleks. Karena pengetahuan yang luas dan sikap kritisnya, orang yang hidup sederhana pada umumnya mampu menempatkan hal yang paling sederhana di dalam kerangka dan struktur kehidupan yang luas. Misalnya, orang yang hidup sederhana cenderung memilih untuk membeli buah-buah lokal yang ditanaman dan dipanen dari desa-desa terdekat daripada membeli buah-buahan impor karena memahami bahwa buah-buahan lokal jauh lebih sehat, lebih segar, lebih bebas dari unsur-unsur kimia, serta lebih memberikan banyak keuntungan kepada para petani.

6. Memiliki Kebebasan dan Kegembiraan yang besar

Orang yang hidup sederhana pada umumnya memiliki kebebasan dan kegembiraan yang lebih besar. Kebebasan dan kegembiraan ini terjadi karena ia tidak banyak diatur atau dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang tidak diperlukannya. Ia sanggup mengambil keputusan yang bebas dan memilih sesuatu yang benar-benar dianggapnya penting bagi hidupnya, serta tidak banyak digelisahkan oleh keinginan-keinginan yang tidak teratur. Ia juga tidak merasa khawatir bahwa ia tidak memiliki sesuatu yang pada umumnya orang lainnya barangkali berlomba-lomba untuk memilikinya. Karena memiliki sedikit kekhawatiran dan kecemasan, orang-orang yang hidup sederhana menjadi lebih gembira dan ringan dalam hidupnya.

Mengapa hidup sederhana itu penting?

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa hidup sederhana itu penting.

a. Demi keadilan generasi

Seperti dinyatakan oleh Mahatma Gandhi, dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia namun tidak cukup untuk memenuhi kerakusan dan ketamakan segelintir orang. Dalam pernyataan ini terkandung pengertian bahwa dunia ini harus dapat digunakan oleh lebih banyak manusia lintas generasi. Apa yang tersedia di bumi ini, air, udara, tanah, dan segala jenis kekayaan alam yang terkandung di dalamnya semestinya memberi manfaat dan mendukung kehidupan dan pertumbuhan lebih banyak manusia. Ini berarti kelestarian bumi ini musti dijaga sebaik-baiknya. Hidup sederhana akan lebih menjamin kelestarian bumi dengan segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya karena manusia hanya menggunakannya secara wajar dan secukupnya, tidak berlebihan, dan hanya untuk mendukung hal-hal yang sangat penting dalam hidup. Hidup sederhana tidak akan menghambur-hamburkannya.

Orang yang hidup sederhana menyadari bahwa bumi dan seluruh kekayaan yang terkandung di dalamnya adalah milik manusia lintas generasi, dan bukan hanya milik dirinya sendiri pada jaman ini. Oleh karena itu ia akan menggunakan segala sesuatu secara bijak, tidak berlebihan, tidak membuangnya sia-sia. Pola hidup orang yang sederhana pada umumnya lebih menjamin kelestarian hutan karena pola hidupnya mengurangi penebangan hutan secara besar-besaran. Pola hidup sederhana lebih menjamin pengurangan kerusakan lingkungan karena lebih sedikit mengonsumsi sumberdaya alam dan sebagainya. Alam yang lebih lestari dan lingkungan yang jauh lebih terjaga merupakan jaminan bagi kehidupan lebih banyak generasi manusia pada masa depan.

b. Hidup sederhana membuat orang lebih bersyukur dan bahagia

Orang yang hidup sederhana akan selalu memilih segala sesuatu yang benar-benar penting dan berguna untuk dirinya dan berusaha untuk memiliki segala sesuatu secara wajar. Ia juga tidak merasa harus memiliki banyak hal dan bekerja keras untuk mengejar keinginan-keinginan yang tidak penting. Oleh karena itu, pada umumnya orang yang hidup sederhana hanya membelajakan sedikit saja dari hartanya sehingga ia tidak akan pernah memilih melakukan pengeluaran biaya yang melebihi kesanggupannya. Ia akan cenderung merasa cukup dengan apa yang sudah ada, atau dengan hal-hal yang penting dan sederhana. Oleh karena itu, ia menjadi lebih bersyukur dan berbahagia atas kehidupan sehari-hari yang dijalaninya.

Karena merasa cukup dengan banyak hal yang sewajarnya, orang-orang yang hidup sederhana tidak menghabisakan banyak waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak penting. Akibatnya, lebih banyak waktu dan energi digunakannya juga untuk banyak hal lain yang jauh lebih produktif dan bermanfaat. Joshua Becker, seorang penulis buku yang sangat laris berjudul The More of Less, juga menyatakan bahwa pola hidup sederhana, terutama dengan mengurangi harta milik yang tidak benar-benar penting dan diperlukan, justru akan membuat manusia memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk hal-hal yang jauh lebih bernilai, bermanfaat dan membahagiakan. Ia memberikan kesaksian demikian:

Ketika saya berumur 33 tahun, kami mulai memberikan semua harta dalam hidup kami yang tidak mutlak penting bagi tujuan dan sasaran kami. Akhirnya, keluarga kami memindahkan lebih dari 60% dari harta benda yang kami miliki. Dan kita bisa lebih bahagia. Kami menemukan lebih banyak waktu, uang, dan energi untuk mengejar hal-hal dalam hidup yang paling berharga bagi kami: iman, keluarga, dan teman. Kami menemukan pemenuhan yang jauh lebih besar dalam lebih banyak hal yang kami harapkan daripada yang pernah kami temukan ketika kami mengejar harta benda.[1] Dengan memiliki lebih sedikit harta benda, kami justru membebaskan hidup kami untuk mengejar hal-hal yang jauh lebih berarti.[2]

c. Hidup sederhana membuat hidup bersama menjadi lebih adil

Hidup sederhana adalah sebuah pola hidup yang lebih mudah mengatakan “cukup” terhadap segala sesuatu dan menghindari diri untuk menumpuk atau memiliki segala sesuatu secara berlebihan. Pola hidup ini membuat ketersediaan segala sesuatu dalam hidup menjadi lebih banyak dan lebih longgar sehingga lebih banyak orang lain dapat memperolehnya juga. Ini berarti hidup bersama cenderung akan menjadi lebih adil.

Pola hidup sederhana juga menghindarkan orang untuk mencuri atau memiliki segala sesuatu secara ilegal, merampaas segala hal yang bukan haknya, karena pola hidup sederhana membuat orang merasa cukup dengan apa yang sudah ada secara sewajarnya. Dengan demikian, pola hidup sederhana juga akan menghindarkan orang dari perbuatan korupsi.

Akibatnya, pola hidup sederhana akan lebih menjamin keadilan dalam kehidupan bersama karena apa yang menjadi hak lebih banyak orang tidak akan diambil secara semena-mena dan secara rakus oleh hanya segelintir orang yang tamak. Misalnya, anggaran negara yang dialokasikan untuk pendidikan dan kesehatan masyarakat akan benar-benar diterima sebagai manfaat oleh masyarakat karena para pejabat yang hidup sederhana tidak mencurinya melalui tindakan korupsi. Pejabat yang hidup sederhana sudah merasa cukup dengan apa yang diterima secara sewajarnya, tidak perlu mengejar hal lain secara berlebihan.

Contoh Hidup Sederhana

Berikut ini adalah beberapa contoh hidup sederhana yang ditunjukkan justru oleh orang-orang penting di berbagai belahan dunia. Kehidupan sederhana ini dijalankannya dalam beberapa hal.[3]

Orang yang hidup sederhana tidak mendewakan penampilan. Bila diperhatikan, orang-orang penting dan jenius justru tidak pernah terlalu peduli dengan penampilan luar mereka. Lihat saja penampilan Steve Jobs dengan T-shirt hitam kemana-mana. Juga Zuckerberg yang nyaman saja dengan kaos oblong berwarna abu-abu dan celana jeans. Mereka memilih strategi seefisien mungkin terutama untuk hal-hal yang kurang mendasar seperti “pakaian apa yang perlu dikenakan hari ini”. Dengan menghemat waktu dan energi memikirkan hal-hal kurang penting, orang-orang ini bisa memaksimalkan energi dan waktu mereka untuk memikirkan hal lebih penting seperti pengembangan bisnis. Selain itu, berpenampilan sederhana juga menghindarkan mereka dari langkah pemborosan uang untuk penampilan.

Orang yang hidup sederhana merasa nyaman dan tidak malu membawa bekal makan siang. Kebiasaan membawa bekal makan siang yang tampaknya sepele ternyata memiliki nilai penghematan yang luar biasa dan sering dilakukan oleh banyak orang. Membawa bekal makan siang dari rumah bukan cuma membantu orang untu lebih berhemat uang jajan, melainkan juga bisa menghemat waktu karena tidak perlu bingung mencari tempat makan yang tepat saat jam makan siang tiba. Dengan demikian mereka bisa lebih fokus memakai waktu tersebut untuk melakukan hal lain yang lebih penting. Charlie Ergen, pemilik Dish Network, yang memiliki kekayaan bersih 14,4 miliar dollar AS, sampai hari ini masih rajin membawa bekal makan siang dari rumah berisi sandwich dan minuman ringan setiap berangkat ke kantor. Bukan cuma itu, Ergen juga tetap merasa nyaman berbagi kamar dengan kolega kerja ketika tengah berdinas ke luar kota. Ia tidak memilih satu kamar eksklusif yang mahal hanya untuk dirinya sendiri.

Orang yang hidup sederhana tidak manja. Seringkali, orang-orang yang merupakan orang kaya baru sudah merasa berhak atas kenyamanan tingkat tinggi. Misalnya, membawa mobil pribadi ke mana-mana walaupun terhadang macet yang sering tidak masuk akal. Ingvar Kampard, pendiri IKEA, yang memiliki kekayaan bersih 39,3 miliar dollar AS, sampai hari ini masih nyaman-nyaman saja memakai transportasi umum ke mana-mana. Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Kampard tidak merasa harus mengubah gaya hidupnya menjadi serba wah. Kampard masih senang bepergian menumpang pesawat kelas ekonomi dan makan siang di kafetaria bersama karyawan-karyawannya dan naik bus ke mana-mana.

Orang yang hidup sederhana mendukung hidup hemat energi. Orang yang hidup sederhana selalu menyukai konsep hidup efisien dan hemat energi. Salah satu orang taipan terkenal asal India, Azem Premji, yang memiliki Wipro Ltd dan kekayaan bersih 16,6 miliar dollar AS, rajin mengingatkan para karyawannya agar tidak lupa mematikan lampu setelah selesai dipakai. Premji juga asyik-asyik saja ke mana-mana menumpang pesawat kelas ekonomi dan menyetir mobil bekas.

Tidak memaksakan diri. Salah seorang negarawan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah Mohammad Hatta, wakil Presiden pertama RI. Ia adalah sosok yang sangat sederhana dan berintegritas. Selama menjadi pejabat negara, bahkan sampai akhir hayatnya, ia tak pernah terlibat dalam tindak korupsi. Ia menjalani hidupnya secara sangat sederhana. Bahkan, sebagaimana dikisahkan oleh keluarganya, bung Hatta bahkan tidak memaksakan diri untuk bisa membeli sebuah sepatu yang sebenarnya sangat disukainya. Benar, ia sangat menyukainya, namun ia tidak merasa diri harus memaksa dirinya sendiri agar dapat membeli sepatu itu. Meskipun pada masa berikutnya anak-anaknya hidup secara berkecukupan, bung Hatta tidak juga pernah meminta kepada anak-anaknya untuk membelikan sepatu yang ia sukai itu. Ini adalah bukti hidup sederhana yang diteladankan oleh Mohammad Hatta. Dari hal yang sangat sederhana, yakni soal sepatu, sampai hal yang jauh lebih mendasar dan kompleks, yakni kehidupan sebagai pejabat, bung Hatta menunjukkan kesederhanaan dan integritasnya secara penuh. Ia bersih dan jujur sampai ajalnya menjemput.[4]

Tantangan Hidup Sederhana di Jaman Sekarang

Tantangan paling nyata yang dihadapi oleh masyarakat jaman sekarang dalam hidup sederhana adalah membanjirnya tawaran konsumsi berlebihan dan iming-iming beragam iklan yang menggiurkan tentang berbagai produk yang seolah-olah menjanjikan kebahagiaan apabila seseorang telah memilikinya. Rumah mewah, hotel berbintang, kendaraan bergengsi, makanan siap saji yang diberi citra sebagai makanan modern dan sebagainya adalah contoh-contoh nyata dari membanjirnya tawaran konsumsi dan iming-iming itu.

Tanpa kesadaran dan sikap kritis, tanpa kelengkapan wawasan dan pengetahuan yang luas, masyarakat akan dengan mudah menjadi korban dan hamba dari semua tawaran konsumtif dan iming-iming yang menggiurkan itu. Tak mengherankan jika saat ini mudah ditemukan orang-orang yang berlomba-lomba untuk dapat mengonsumsi segala hal yang telah dicitrakan sebagai modernitas dan dengan segera memperlihatkannya kepada teman, keluarga atau kepada masyarakat luas bahwa ia telah sanggup mengonsumsi hal tersebut.

Kenyataan bahwa ada begitu banyak orang terlibat dalam tindak pidana korupsi adalah salah satu petunjuk paling jelas dari tergerusnya pola hidup sederhana. Sangat tidak mungkin bahwa orang yang memiliki pilihan hidup sederhana itu membiarkan dirinya terlibat dalam tindak pidana korupsi. Ketika menghadapi gelagat ke arah itu sudah semestinya ia akan mengambil jarak sejak awal dan mengambil keputusan untuk meninggalkan dirinya dari aktivitas yang sangat tidak bermartabat itu. Orang-orang yang terlibat dalam tindak pidana korupsi adalah orang-orang yang sebenarnya telah kehilangan akal sehat karena tidak sanggup bersikap kritis terhadap apa yang dilakukannya sendiri. Ia telah menjadi hamba bagi keinginginan diri yang tiada habisnya, ia menjadi budak bagi ketamakan dan kerakusannya, dan menjadi pribadi-pribadi yang sama sekali tidak memiliki pemahaman bahwa tindakan korupsi yang ia lakukan adalah sebuah tindakan mengkhianati orang-orang lain yang sebenarnya memiliki hak atas apa yang ia rampas. Terutama, ia telah mengkhianati orang-orang yang paling membutuhkan dan cenderung terabaikan.

Tawaran konsumsi berlebihan dan ketamakan yang melanda masyarakat jaman ini menjadi tantangan yang luar biasa ketika ia ditemani oleh apa yang disebut sebagai individualisme. Dalam bahasa gaulnya, tantangan itu disebut sebagai konsumerisme dan individualisme. Konsumerisme adalah pola hidup yang merasa harus terus-menerus mengonsumsi segala sesuatu secara berlebihan (listrik, air, tanah, hutan, sumberdaya alam dsb). Ini sama dengan ketamakan dan kerakusan. Sementara individualisme adalah pola hidup yang mengutamakan terpenuhinya kepentingan dan keinginan diri sendiri tanpa mempedulikan kepentingan, kebutuhan dan hak orang lain. Individualisme ini mengakibatkan tergerusnya empati dan solidaritas atau perasaan senasib dengan orang lain, terutama mereka yang menderita dan menghadapi kesulitan hidup.

Untuk menghadapi tantangan ini, agar kehidupan sederhana dapat dijalani sebagai gaya hidup sehari-hari, orang juga perlu melatih diri terus-menerus melalui hal-hal yang sederhana. Yang paling mendasar dan pertama-tama perlu dilakukan agar orang dapat memilih pola hidup sederhana adalah melatih cara berpikir kritis di dalam dirinya dan menanamkan kesadaran serta pemahaman kepada dirinya bahwa pola hidup sederhana adalah sebuah langkah fundamental untuk membangun keadilan bagi seluruh umat manusia, serta merupakan langkah penting untuk membangun kebahagiaan sejati manusia. Selanjutnya, orang dapat meneladan pola hidup sederhana melalui hal-hal sederhana setiap hari sebagaimana sudah dipaparkan dalam contoh-contoh.


* Naskah ini merupakan salah satu bahan bacaan dalam pendidikan karakter untuk Taruna Akademi Kepolisian Republik Indonesia yang terdapat di dalam buku Modul Pengasuhan Gatra Karakter Akademi Kepolisian Republik Indonesia, PUSHAM-UII 2018, hlm.

[1] Lihat https://www.becomingminimalist.com/soon-as-you-can/
[2] Lihat https://www.becomingminimalist.com/done-minimizing/
[3] Lihat https://ekonomi.kompas.com/read/2017/08/21/074307226/8-pelajaran-hidup-sederhana-dari-orang-orang-super-kaya-dunia-.
[4] Bandingkan https://www.kompasiana.com/kafha/5554746273977355209054af/bung-hatta-yang-sederhana