Sunday, March 07, 2021

Konggres Luar Biasa (KLB) dalam Tradisi Mitologis Kuno

 oleh Indro Suprobo

Pada masa awal bangsa Israel kuno, kaum perempuan memiliki kekuatan, wibawa, peran dan posisi yg sejajar dengan kaum lelaki. Para istri sejajar dengan para suami, saling mendukung, berbagi peran dan saling menghormati. Maka dikenal nama-nama seperti Deborah, Judith, dan Ester sebagai panglima perang dan pahlawan-pahlawan. Namun ketika konsepsi monotheisme dan kedudukan Yahweh sebagai Tuhan bangsa Israel semakin kuat, ia mengalahkan konsepsi dewa-dewi Kanaan dan Timur Tengah dan menjadi satu-satunya Tuhan. Kultus dewa-dewi semakin menyusut, urusan agama semakin diambil alih oleh lelaki. Sejalan dengan itu, posisi dan peran perempuan juga menyusut, dipinggirkan oleh peran dan posisi laki-laki.

Proses kemenangan Yahweh, Tuhan Israel kuno, dalam menempati posisi sebagai Tuhan yang Esa, mengatasi segala dewa-dewi yang lain itu, diraih dengan susah payah, melibatkan penderitaan, kekerasan, pertentangan, konfrontasi. Ini semua menunjukkan bahwa konsepsi monotheisme di antara orang-orang Israel kuno itu tidak datang dan diterima dengan mudah. (Konsepsi) keunggulan monotheistik Yahweh itu tak bisa berdamai dg konsepsi dewa-dewi dan akibatnya, dewa-dewi itu harus dikalahkan habis-habisan.

Untuk itu diselenggarakanlah Konggres Luar Biasa Majelis dewa-dewi suci untuk menentukan kriteria kepemimpinan monotheistik Yahweh. Ini terdokumentasi dalam kitab Mazmur (kitab Zabur) 82. Isinya demikian:

Yahweh mengambil posisi dalam Majelis El

untuk membuat keputusan di antara para allah

"Berapa lama lagi kamu menghakimi dengan zalim dan memihak lepada orang fasik?

Berilah keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang yang sengsara dan orang yang kekurangan!

Luputkanlah orang yang lemah dan yang miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!"

Mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa, dalam kegelapan mereka berjalan, goyanglah segala dasar bumi.

Aku sendiri telah berfirman,"Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi (El Elyon) kamu sekalian. Namun seperti manusia, kalian akan mati dan seperti salah seorang pembesar kamu akan tewas."

Dalam Konggres Luar Biasa Mitologis yang suci itu, Yahweh menetapkan kriteria untuk menduduki posisi sebagai pemimpin monotheistik para illah, yakni kesanggupannya untuk menjamin semua bentuk nyata keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh realitas hidup bangsa Israel kuno sehari-hari. Melalui konggres luar biasa mitologis itu, Yahweh menyiapkan diri menempati posisi tertinggi dan berhak untuk disembah sebagai satu-satunya Tuhan semesta alam, mengalahkan semua dewa-dewi yang lain.

Konsepsi monotheistik bangsa Israel kuno, perlahan-lahan berjalan ke depan dan Yahweh yang dipercaya sebagai Tuhan tertinggi, semakin meninggalkan sifatnya yg parsial sbg Tuhan suku-suku Israel, dan semakin menjadi universal, melintasi bangsa-bangsa, dan disebut Elohim, Tuhan Pencipta semesta alam. Konggres Luar Biasa ini tentu sah karena dihadiri oleh para illah suku-suku di seantero negeri.

Ini sepenggal perjalanan sejarah konsepsi Tuhan pada jaman Israel kuno, yang berpengaruh pada praksis peminggiran peran perempuan dalam kultur kemudian.

(Disarikan dari penggalan bacaan Karen Armstrong, Sejarah Tuhan, hlm.92-95)



No comments: